Generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju
kesimpulan umum.
Contoh :
Andika
Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tamapan.
Raffi Ahmad
adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi:
Semua bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah
tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki
kebenarannya.
Contoh
kesalahannya: Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.
Macam-macam
generalisasi :
1.
Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penyimpulan diselidiki.
Contoh:
sensus penduduk
2.
Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari
sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang
belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur
pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga
dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
2. Hipotese dan Teori
Hipotese
(hypo“di bawah“, tithenai“menempatkan“) adalah semacam teori atau kesimpulan
yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai
penentu dalam peneliti fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti
fakta-fakta lain secara lebih lanjut. Sebaliknya teori sebenarnya merupakan
hipotese yang secara relatif lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.
Contoh :
1. Binatang lumba-lumba berkembang biak
dengan cara melahirkan
Binatang sapi berkembang biak dengan cara melahirkanJadi, binatang mamalia berkembang biak dengan cara
melahirkan.
Tanzi &
Davoodi (1998) membuktikan bahwa dampak korupsi pada pertumbuhan ekonomi dapat
dijelaskan melalui empat hipotesis (semua dalam kondisi ceteris paribus) :
Hipotesis
pertama: tingginya tingkat korupsi memiliki hubungan dengan tingginya investasi
publik. Politisi yang korup akan meningkatkan anggaran untuk investasi publik.
Sayangnya mereka melakukan itu bukan untuk memenuhi kepentingan publik,
melainkan demi mencari kesempatan mengambil keuntungan dari proyek-proyek
investasi tersebut. Oleh karena itu, walau dapat meningkatkan investasi publik,
korupsi akan menurunkan produktivitas investasi publik tersebut. Dengan jalan
ini korupsi dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Hipotesis
kedua: tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan rendahnya penerimaan
negara. Hal ini terjadi bila korupsi berkontribusi pada penggelapan pajak,
pembebasan pajak yang tidak sesuai aturan yang berlaku, dan lemahnya
administrasi pajak. Akibatnya adalah penerimaan negara menjadi rendah dan
pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
Hipotesis
ketiga: tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan rendahnya pengeluaran
pemerintah untuk operasional dan maintenance. Seperti yang diuraikan pada
hipotesis pertama, politisi yang korup akan memperjuangkan proyek-proyek
investasi publik yang baru. Namun, karena yang diperjuangkan hanya
proyek-proyek yang baru (demi mendapat kesempatan mencari keuntungan demi
kepentingan pribadi) maka proyek-proyek lama yang sudah berjalan menjadi
terbengkalai. Sebagai akibatnya pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
Hipotesis
keempat: tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan kualitas investasi
publik. Masih seperti yang terdapat dalam hipotesis pertama, bahwa dengan
adanya niat politisi untuk korupsi maka investasi publik akan meningkat, namun
perlu digarisbawahi bahwa yang meningkat adalah kuantitasnya, bukan kualitas.
Politisi yang korup hanya peduli pada apa-apa yang mudah dilihat, bahwa telah
berdiri proyek-proyek publik yang baru, akan tetapi bukan pada kualitasnya.
Sebagai contoh adalah pada proyek pembangunan jalan yang dana pembangunannya
telah dikorupsi. Jalan-jalan tersebut akan dibangun secara tidak memenuhi
persyaratan jalan yang baik. Infrastruktur yang buruk akan menurunkan
produktivitas yang berakibat pada rendahnya pertumbuhan ekonomi.
3. Hubungan Kausal
Hubungan Kausal (Sebab Akibat) adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Pengertian
lain :
Hubungan
kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang dharuri dan pasti
antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan
keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai
hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan
tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan
bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan
apapun.
Contoh :
Kemarau
tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air
banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar.
Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan
para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak
mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
4. Induksi dalam Metode Eksposisi
Eksposisi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana
isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian
dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini
berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian,
dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak
jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses
kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah
menyusun eksposisi:
• Menentukan
topik/tema
• Menetapkan
tujuan
•
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusun
kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
•
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
Contoh :
Februari
2013 banjir melanda ibukota Jakarta. Curah hujan yang tinggi menyebabkan air
melimpah ruah mengalir dari wilayah Bogor ke Jakarta. Penumpukan atau
sedimentasi lumpur yang mencapai ketebalan 3 meter membuat sungai-sungai di
Jakarta sangat dangkal, belum lagi pemukiman kumuh padat penduduk yang berada
di pinggiran sungai membuat lebar sungai menjadi sempit serta tumpukan sampah
yang menggunung membuat aliran sungai tersendat. Faktor-faktor tersebut yang
membuat Jakarta dilanda banjir pada tahun ini. Oleh karena itu Pemprov DKI
Jakarta melalui Gubernur barunya Joko Widodo harus bertindak cepat dengan cara
memperbaiki tata kota Jakarta dan menerapkan disiplin kepada warganya agar
membuang sampah pada tempatnya.
Hipotesa :
Premis Mayor
: Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan sariawan.
Premis Minor
: Saya mengalami sariawan.
Kesimpulan :
Berarti saya kekurangan vitamin C.
Sumber :
- http://apikgoregrind.blogspot.com/2014/03/pengertian-penalaran-induktif.html
- http://chairani04.blogspot.com/2013/12/penalaran-induksi-generalisai-hipotesa.html
- http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/03/hubungan-kausal/
- http://onan-kost.blogspot.com/2010/05/paragraf-generalisasi-analogi-dan.html
- http://rendyyudistira.blogspot.com/2013/07/generalisasi-analogi-kausalitas-induksi.html
- http://rajarayu.blogspot.com/2014/03/tugas-bahasa-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar