Tapi sebenarnya, yang menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS adalah adanya ulah spekulan di pasar sehingga rupiah bergejolak dalam menerima spekulan tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) saat ini, Pak Agus Martowardojo yang dikutip oleh kompas : “Nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 11% di tahun ini. Namun bank sentral terus mengintervensi agar rupiah tidak anjlok lebih dalam”. Selain itu, seperti yang kita ketahui bersama ada juga dua alasan penyebab mengapa nilai tukar rupiah mengalami pelemahan diantaranya, ditandai dengan nilai ekspor yang lebih rendah dari nilai impor, kecenderungan inflasi yang tinggi, dan dipengaruhi oleh sentiment negatif di kalangan para investor asing serta kepanikan di kalangan investor lokal.
Oleh karena itu harus ada kerjasama antara pemerintah Indonesia dan bank sentral untuk memberikan berbagai paket kebijakan, entah itu kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Agar kondisi pelemahan nilai tukar rupiah ini tidak semakin memburuk yang pada akhirnya akan menyebabkan resesi seperti yang pernah dialami oleh bangsa ini di tahun 1998 silam atau bahkan lebih parah dari itu. Maka dari hal itu kerjasama semua pihak yang terkait sangat dibutuhkan untuk mengembalikan nilai tukar rupiah agar kembali stabil seperti dulu, demi kemajuan perekonomian nasional bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar